Pages

Subscribe:

Senin, 31 Oktober 2011

Hard Disk Eksternal dengan Balutan Kayu













Bagi Anda yang saat ini berencana membeli hard disk eksternal untuk keperluan penyimpanan data secara mobile, barangkali bisa melirik produk yang dikembangkan oleh empat mahasiswa yang tergabung dalam Nuansa Indonesia. Perangkat tersebut diberi nama Hade, yang merupakan hard disk eksternal yang dibungkus kayu dan bermotifkan angklung, edisi yang sangat terbatas.
Hal itu diungkapkan Adjie Wicaksana dari Nuansa Indonesia, Hade sebetulnya merupakan hard disk eksternal merek Samsung dengan kapasitas 320 GB yang dikemas lagi dengan kayu berwarna cerah kemudian ditambah dengan ukiran angklung pada permukaan besinya. Produk eksklusif ini dibanderol dengan harga Rp 1 juta.
"Segmen kami memang untuk kalangan menengah ke atas yang ingin mendapatkan barang yang juga dikemas secara premium," kata Adjie.
Dia mengungkapkan, produk yang dikerjakan di kota Cimahi itu belum dijual secara bebas karena Nuansa Indonesia belum menyempurnakan pembungkusan produknya. Yang ada, sejak diproduksi bulan Agustus lalu sudah terjual 5-7 unit dari orang yang melihatnya sewaktu pameran. Menurut rencana, penjualan baru dilakukan pada November mendatang.
Pemilihan motif angklung dilakukan karena Nuansa Indonesia memilih tema Jawa Barat sebagai dasar desain produknya. Nama Hade dalam Bahasa Sunda bisa diartikan sebagai "hebat" atau "bagus" dan bila dilafalkan seperti "HD" dalam bahasa Indonesia.
Selain HD eksternal, Nuansa Indonesia juga menyiapkan dua produk premium lainnya untuk dilempar ke pasar high-end yakni Bendrongan dan Ngemut, dua buah perangkat elektronik yang juga dinamai dalam Bahasa Sunda.
Bendrongan adalah pengeras suara portabel yang juga dibalut kayu dengan docking untuk iPod, colokan USB, maupun kartu memori. Yang menarik, produk yang semula ditawarkan dengan harga Rp 1,5 juta ini memiliki motif Mega Mendung pada salah satu bagiannya.
Sementara itu, Ngemut yang bisa diartikan mengingat, adalah jam weker yang memiliki fitur tambahan berupa proyektor yang akan memantulkan angka waktu ke langit-langit bila ditekan. Produk ini ditawarkan dengan harga Rp 1,2 juta.

Nokia Resmi Umumkan Lumia 800 dan Lumia 710

















Sesuai dengan perkiraan sebelumnya, Nokia akhirnya secara resmi memperkenalkan Nokia Lumia 800 dan disusul kemudian dengan memperkenalkan Nokia 710 di ajang Nokia World. Kedua smartphone ini merupakan perangkat Windows Phone 7.5 Mango kreasi Nokia yang telah lama dinanti. Dan seiring pengumuman resminya, informasi detil terkait spesifikasi yang bakal dibawa keduanya pun kini sudah dapat diketahui.
Nokia Lumia 800 yang dirumorkan sebagai SeaRay akan datang dengan mengusung prosesor single-core Scorpion berkecepatan 1.4 GHz, RAM 512 MB, dan memori internal berkasitas 16 GB. Menariknya, Microsoft juga akan menyediakan media penyimpan data berbasis awan dengan kapasitas 25 GB.
Pada sektor display, Nokia Lumia 800 akan didukung layar ClearBlack AMOLED berukuran 3.7 inci. Sementara di sektor alat pengabadi gambar, Lumia 800 masih menyematkan optik dari Carl Zeiss beresolusi 8 MP (f/22), dengan fasilitas auto-focus plus lampu flash LED ganda.
Sama seperti Nokia N9, smartphone Lumia 800 juga akan menerapkan kartu micro-SIM. Nantinya, ponsel pintar ini bakal hadir dengan beberapa pilihan warna atraktif seperti Biru, Magenta, dan Hitam.
Sementara itu, apa yang akan ditawarkan Nokia Lumia 710? Smartphone yang awalnya disebut-sebut sebagai Nokia Sabre ini berdasarkan informasi yang diterima PULSAonline akan tampil dengan prosesor single-core 1.4 GHz serta RAM 512 MB.













Nokia Lumia 710 pun akan mengadopsi layar sentuh kapasitif berukuran 3.7 inci berteknologi ClearBlack. Kameranya 5 MP autofokus, dengan lampu flash LED tunggal.
Tak sampai disitu, fasilitas lain seperti Wi-Fi 801.2 b/g/n, Bluetooth 2.1, A-GPS, jack headphone 3.5 mm, serta konektor micro-USB turut melengkapi fitur kedua smartphone Lumia ini.
Nokia Lumia 800 dan Lumia 710 diperkirakan bakal meluncur di beberapa negara di Eropa pada November nanti, dengan estimasi harga sekitar € 420 (Rp5,2 juta-an) untuk Nokia Lumia 800 dan €270 (Rp3,3 juta-an)  untuk Nokia Lumia 710. 
UPDATE:
- Nokia Lumia 800 hands on
  


Selasa, 25 Oktober 2011

Pulau Derawan di Kab. Berau

Meskipun hanya kota kecil, Kabupaten Berau menyimpan berbagai potensi wisata yang indah, mulai wisata bahari, wisata alam, sejarah, kuliner, seni, serta budaya. Pusat Kabupaten Berau berada di Kecamatan Tanjung Redeb, yang letaknya di antara dua sungai yang membelah kota Tanjung Redeb, yakni sungai segah dan kelay.

















Jika berpergian ke Berau, rasanya sayang kalau tidak menyempatkan diri mengunjungi berbagai objek wisatanya. Di Tanjung Redeb tidak sulit menemukan tempat untuk menginap. Kota ini juga memiliki banyak pilihan penginapan, mulai dari hotel kelas bintang, melati hingga kelas backpacker yang murah meriah.
Untuk mencapai Tanjung Redeb tidak terlalu sulit. Apalagi saat ini telah tersedia pesawat berbadan lebar jenis boieng 737-200. Pesawat itu siap melayani transportasi wisatawan yang ingin berkunjung ke Berau, baik langsung dari Balikpapan maupun melalui Tarakan. Mau mencoba lewat darat menyusuri jalan poros Balikpapan-Tanjung Redeb juga bisa jadi petualangan yang mengasyikkan.
















Objek Wisata Bahari di Berau sangat banyak, diantaranya Pulau Derawan, Pulau Sangalaki, Pulau Maratua dan Pulau Kakaban yang terkenal memiliki keindahan alam bawah laut.
































Saya kemarin hanya sempat singgah di Pulau Derawan saja, di Pulau Derawan saja saya sudah terpesona. Keindahan Pantai Derawan sangat bagus, dibanding dengan Pantai di Bali, pantai Derawan jauh lebih bersih dan pemandangan bawah lautnya sangat indah, saya melihat sendiri waktu Snorkling, ikan-ikan hiasnya sangat beraneka ragam, saya juga menjumpai penyu. Pasir pantai Derawan putih bersih, airnya juga jernih. Seorang teman yang pernah ke Bunaken Manado
juga mengatakan keindahan Pantai Derawan masih diatas Bunaken di Manado.
Suasana Sunset dan Sunrise nya betul-betul indah, saya tidak melewatkan dua moment tersebut, sore hari sehabis snorkling dan berenang saya sudah menunggu moment matahari tenggelam dan pagi-pagi sekali jam 6 saya sudah keliling pantai untuk menunggu matahari terbit dari ufuk nya.



Sejarah Suku Dayak

Orang yang disebut Dayak itu hanyalah ada di Kalimantan, sedang kenapa mereka disebut Dayak atau “Orang Dayak“ dalam bahasa Kalimantan secara umum berarti “Orang Pedalaman“ yang jauh dan terlepas dari kehidupan kota.
Dulunya memang begitu. Di mana-mana ada perkampungan suku dayak. Mereka selalu berpindah ke satu daerah lain, jika di mana mereka tinggal itu ada orang dari suku lain yang juga tinggal atau membuka perkampungan di dekat wilayah tinggal mereka.
Disebut ‘Dayak’ berarti tidaklah hanya untuk satu suku, melainkan bermacam-macam seperti Suku Dayak Kenyah, Suku Dayak Hiban, Suku Dayak Tunjung, Suku Dayak Bahau, Suku Dayak Benua, Dayak Basaf, dan Dayak Punan yang masih pula disertai puluhan “Uma “ (anak suku) dan tersebar diberbagai wilayah Kalimantan.




















Pada kurun waktu sebelum abad 20, secara keseluruhan Suku Dayak ini tak mengenal agama Kristen dan Islam. Yang ada pada mereka hanyalah kepercayaan pada leluhur, binatang-binatang, batu batuan, serta isyarat alam pembawaan kepercayaan Hindu kuno. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari mereka mempercayai berbagai pantangan yang tandanya diberikan oleh alam. Pantangan dalam kehidupan masyarakat Dayak hanya ada dua. Yaitu pantangan yang membawa kebebasan sehingga populasi mereka bertambah banyak dan ada pula karena pantangan berakibat populasi mereka semakin sedikit dan kini malah hampir punah. Seperti misal kehidupan yang tak boleh berbaur dengan masyarakat lain dari suku mereka.
Pantangan ini membuat mereka selalu hidup tak tenang dan selalu berpindah pindah. Sehingga kehidupan mereka tak pernah maju bahkan cendrung tambah primitif. Misalnya saja seperti Suku Dayak Punan. Suku yang satu ini sulit  berkomunikasi dengan masyarakat umum. Kebanyakan mereka tinggal di hutan hutan lebat, di dalam goa-goa batu dan pegunungan yang sulit dijangkau. Sebenarnya hal tersebut bukanlah kesalahan mereka. Namun karena budaya  pantangan leluhur yang tak berani mereka langgar terjadilah keadaan demikian. Hal ini sebenarnya adalah kesalahan dari leluhur mereka.
Dalam riwayat atau cerita, leluhur mereka ini asal-usulnya datang dari negeri yang bernama “Yunan “ sebuah daerah dari daratan Cina. Mereka berasal dari keluarga salah satu kerajaan Cina yang kalah berperang yang kemudian lari bersama perahu-perahu, sehingga sampai ke tanah Pulau Kalimantan. Karena merasa aman, mereka lalu menetap di daratan tersebut. Walau demikian, mungkin akibat trauma peperangan, mereka takut bertemu dengan kelompok masyarakat manapun. Mereka kuatir pembantaian dan peperangan terulang kembali sehingga mereka bisa habis atau punah tak bersisa. Karena itulah oleh para leluhur mereka dilakukan pelarangan dan pantangan bertemu dengan orang yang bukan dari kalangan mereka.
Memang pada Abad ke 13, daratan Cina penuh dengan pertikaian dan peperangan antara raja-raja yang berkuasa untuk menentukan salah satu kerajaan besar yang menguasai seluruh daratan Cina. Karena saling tak mengalah, maka terjadilah peperangan sesama mereka untuk menentukan kerajaan mana yang paling besar dan menguasai seluruh daratan Cina itu.

Senin, 24 Oktober 2011

250 Fotografer Kaltim Pecahkan Rekor Muri

250 Fotografer Kaltim Pecahkan Rekor Muri di Citra Niaga Samarinda

Sebanyak 250 Fotografer Kalimantan Timur yang tergabung dalam beberapa Komunitas Fotographer seperti Samarinda Photografer (SPOT), Komunitas Photografi Kampus Unmul (KPKU), Photografer Mahakam Community (PMC), Fotografer Indonesia (FI), Lensa Kukar, Frame Kukar, Hiperpokal  dan Disbudparkominfo Samarinda mengikuti Lomba Hunting Foto di Kompleks Citra Niaga Samarinda, Minggu (9/10/2011).
Lomba yang telah dibuka secara resmi oleh Wakil Walikota Samarinda mengusung tema “Hunting Serentak Ragam Budaya Dalam Lensa” akan memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Lomba ini diadakan serentak di 33 Provinsi di Indonesia. Para fotografer dari segala penjuru Kaltim terlihat dengan semangat berburu objek yang diharapkan karya terindahnya. Dan para fotografer diperkenankan memakai segala objek yang disediakan panitia, termasuk para penari seteah usai tampil.
Hasil jepret para Fotografer ini akan dipamerkan, selain lomba foto di citra niaga kemarin juga dilaksanakan lomba Tari Jepen untuk tingkat Sma dan Smk.













Wakil Walikota Samarinda (Nursiwan Ismail berfoto bersama, Kepala Disbudparkominfo, Kabag Humas Samarinda dan Model Hunting Ragam Budaya dalam Lensa)
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Objek Wisata Kota Bontang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selain dikenal sebagai kota pengolah migas, Bontang sebenarnya juga memiliki potensi wisata yang bisa dibanggakan. Hal ini dibuktikan dengan keberagaman wisata yang dimiliki Kota Taman, seperti wisata alam dan wisata budaya. Untuk wisata alam terbagi atas wisata bahari dan wisata minat khusus.

Objek wisata bahari yang menarik untuk dikunjungi antara lain Pantai Beras Basah, Pulau Segajah dan Kedindingan. Bukan hanya dapat menikmati keindahan pantai yang ada, para wisatawan juga bisa snorkling untuk menikmati keindahan alam bawah laut yang ada di wilayah itu.

Sedangkan untuk wisata minat khusus, potensi alam yang ditawarkan kepada wisatawan adalah kawasan hutan mangrove. Kawasan ini merupakan suatu ekosistem yang terdapat di kawasan pesisir, daerah pasang surut dan terpapar udara sewaktu surut serta tergenang  air sewaktu pasang naik.

















Para pengunjung bisa menikmati objek wisata ini di daerah Tanjung Limau, Bontang Kuala dan Berbas Pantai. Bagi wisatawan yang ingin sesuatu yang berbeda serta menaruh minat terhadap budaya, wisata budaya bisa menjadi pilihan. Bontang sendiri memiliki 2 pesta adat yang menjadi objek wisata budaya, yaitu Pesta Laut di Bontang Kuala dan Erau Pelas Benua di Guntung.


Pesta adat tersebut merupakan agenda rutin yang selalui diselenggarakan tiap tahunnya dan selalu dipenuhi pengunjung tidak hanya dari Bontang, tapi juga dari luar daerah. Keberagaman potensi wisata yang ada di suatu daerah tentunya harus didukung oleh fasilitas penunjang yang juga memadai. Fasilitas yang dimaksud adalah akomodasi dan transportasi.
Terkait fasilitas tersebut, pemkot Bontang pun telah menyediakan fasilitas penunjang demi kemudahan para wisatawan yang berkunjung ke Bontang. Untuk akomodasi, di Bontang sudah memiliki hotel dan penginapan serta restoran dan tempat makan yang memadai. Semua telah tersedia untuk mengakomodir para wisatawan.


Begitu pun soal transportasi, contohnya saja jika wisatawan yang ingin mengunjungi atau ingin snorkling ke Pantai Beras, mereka bisa menyewa kapal milik warga di Tanjung Laut. Selain itu, jika wisatawan ingin belanja cinderamata, mereka bisa langsung datang ke sentra cinderamata di daerah Ido Niaga atau UMKM Centre yang menyediakan produk-produk khas Bontang hasil Industri Kecil Menengah (IKM) yang ada di Bontang.

 

Mengenal Kalimantan Timur


















Sejarah Kaltim
Kalimantan Timur memang ditakdirkan untuk menjadi pelopor peradaban di Indonesia. Sejarah membuktikan hal itu, karena di wilayah inilah ditemukan kerajaan tertua di Indonesia, yakni kerajaan Mulawarman yang terletak di Kecamatan Muara Kaman. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abab IV Masehi, dengan rajanya yang terkenal Mulawarman Nala Dewa. Kekuasaan Keturunan Raja Mulawarman berlanjut hingga raja ke-25 yang bernama Maharaja Derma Setia (abad XXIII M).
Menjelang kekuasaan Dinasti Mulawarman mulai pudar, di Wilayah Kaltim telah berdiri beberapa kerajaan. Dimulai dengan kerajaan Kutai Kertanegara di Jaetan Layar (sekarang masuk Wilayah Kutai Lama). Lalu berdiri pula Kerajaan Gunung Tabur dan Kerajaan Sambaliung (Kabupaten Berau), Kerajaan Tanjung Palas (Kabupaten Bulungan) serta Kerajaan Sandurangas (Kabupaten Pasir).
Kerajaan-kerajaan tersebut menjalankan pemerintahan di wilayah masing-masing dan sejarah tidak mencatat adanya sengketa serius antar kerajaan tersebut, hingga masuk orang-orang Belanda yang menjajah Kaltim sejak tahun 1844.




















Pemerintah kolonial Belanda membentuk Federasi Kalimantan Timur yang merupakan gabungan empat kerajaan di Kalimantan Timur. Ketika Republik Indonesia berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945, Federasi Kaltim ini secara hukum masuk wilayah RI dan rakyak Kaltim pun memang memilih bergabung dengan Republik Indonesia.
Pada Masa perjuangan fisik (1945-1949), rakyat Kaltim juga turut berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan dengan puncaknya dengan peristiwa "Sanga-sanga" (Januari 1947) yang dikenal dengan peristiwa merah putih.
Setelah mengalami masa-masa perubahan sistem pemerintahan dari bentuk kerajaan menjadi Daerah Istimewa (1956) dan akhirnya menjadi provinsi (Januari 1957) yang terdiri dari empat kabupaten (Kabupaten Kutai, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Pasir) ditambah dua kotapraja (Kota Praja Samarinda dan Kota Praja Balikpapan).

Pariwisata di Kaltim mempunyai prospek yang baik dan masih dapat dikembangkan secara lebih optimal. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam, agrowisata, maupun wisata budaya. Wisata alam di daerah ini antara lain berupa keindahan laut dan pegunungan yang terbentang luas, sungai-sungai, wisata hutan tropis yang lebat, dengan keanekaragaman jenis flaora dan fauna liar, seperti yang terdapat di kawasan Taman Nasional Kutai.

Wisata budaya di Kaltim meliputi peninggalan sejarah dan keanekaragaman tradisi, kesenian lokal/ setempat yang spesifik serta menarik. Kesemuanya masih ditunjang oleh pengembangan sektor jasa (yang dapat mendukung kegiatan pariwisata); sektor pertambangan, industri, dan kehutanan yang cukup potensial di daerah Kaltim.















Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang ber kunjung ke Kaltim pada 1997 dan 1998 adalah 42.817 orangdan 19.590 orang, sementara wisatawan domestik 1.345.650 orang dan 788.686 orang. Dengan demikian, jumlah total wisatawan pada 1997 dan 1998 adalah 1.388.467 orang dan 808.276 orang. Jumlahnya menurun drastis karena faktor keamanan yang kurang kondusif serta kerusuhan yang sedang marak di tanah air, terutama kerusuhan medio Mei 1998 di Jakarta, Solo, Medan, dan Surabaya. Ternyata, secara signifikan faktor ini sangat berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan asing maupun domestik ke Kaltim. Nasib yang sama juga menimpa daerah lain.

Melihat keseluruhan data tersebut, dapat dikatakan bahwa perkembangan ekonomi regional, khususnya di Kaltim, dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk memperluas jaringan pemasaran dan perdagangan internasional, mengingat letak geografis Kaltim yang strategis dan berbatasan dengan Malaysia Timur (Sabah dan Serawak). Potensi tersebut sangat memudahkan hubungan dagang dan bisnis lainnya dengan Brunei Darussalam, Malaysia, serta daerah lain melalui transportasi udara, darat, dan laut, termasuk jalur pelayaran internasional yang melalui Selat Makasar. Potensi kerjasama itu didasarkan pada pemanfaatan dan pengem¬bangan keunggulan komparatif, terutama potensi sumber daya alam yang dimiliki daerah Kalimantan Timur.

















Wisata budaya di Kaltim meliputi peninggalan sejarah dan keanekaragaman tradisi, kesenian lokal/ setempat yang spesifik serta menarik. Kesemuanya masih ditunjang oleh pengembangan sektor jasa (yang dapat mendukung kegiatan pariwisata); sektor pertambangan, industri, dan kehutanan yang cukup potensial di daerah Kaltim.

Pesona Taman Nasional Kutai










Taman Nasional Kutai atau biasa disingkat TNK adalah sebuah taman nasional yang berada di wilayah Kabupaten Kutai Timur dan sebagian kecil wilayah Kota Bontang yang memiliki lahan total seluas 198.629 ha. Kantor atau balai pengeloloa TNK berada di Kota Bontang. Namun seiring masuk tahun 2000-an, wilayah TNK ini mulai dirambah penduduk untuk dijadikan pemukiman dan lahan perkebunan sehingga wilayah TNK yang masih benar-benar asli mungkin jauh dibawah lahan yang seluas 198.629 ha pada akhir tahun 1990-an.
















Sejarah 

Kawasan ini semula berstatus sebagai Hutan Persediaan dengan luas 2.000.000 ha berdasarkan Surat Keputusan (SK) Pemerintah Hindia Belanda (GB) Nomor: 3843/AZ/1934, yang kemudian oleh Pemerintah Kerajaan Kutai ditetapkan menjadi Suaka Margasatwa Kutai melalui SK (ZB) Nomor: 80/22-ZB/1936 dengan luas 306.000 ha.

Sejak keberadaan TN Kutai memang tidak pernah lepas dari konflik kepentingan. Berdasarkan data yang ada, dalam kurun waktu 63 tahun terakhir terhitung sejak tahun 1934 sampai tahun 1997 kawasan ini terus mengalami pengurangan luas secara drastis.

















Letak, topografi dan penutupan lahan
TN Kutai membentang di sepanjang garis khatulistiwa mulai dari pantai Selat Makassar sebagai batas bagian timur menuju arah daratan sepanjang kurang dari 65 km. Kawasan ini juga dibatasi Sungai Sangatta di sebelah utara, sebelah selatan dibatasi Hutan Lindung Bontang dan HPH PT Surya Hutani Jaya, dan sebelah barat dibatasi ex HTI PT Kiani Lestari dan HPH PT Surya Hutani Jaya, seperti terlihat pada Peta 1.
TN Kutai secara geografis berada di 0o7’54” - 0o33’53” LU dan 116o58’48” - 117o35’29” BT, sedangkan secara administrasi pemerintahan, kawasan dengan luas 198.629 ha ini terletak di Kabupaten Kutai Timur (± 80%), Kabupaten Kutai Kartanegara ( ±17,48%) dan Kota Bontang (±2,52%), seperti terlihat pada Peta 2.
Berdasarkan hasil pengolahan citra radar tahun 2005, diperoleh informasi bahwa secara umum TN Kutai memiliki topografi datar yang tersebar hampir di seluruh luasan kawasan (92%) dan topografi bergelombang hingga berbukit-bukit tersebar pada bagian tengah kawasan yang membentang arah utara selatan (8%). Sebagian besar kawasan memiliki kelas ketinggian antara 0 – 100 m dpl (61%) yang tersebar pada bagian timur dan barat kawasan. Tingkat ketinggian bagian tengah kawasan antara 100 – 250 m dpl (39%).
Deskripsi penutupan lahan paling mutakhir dihasilkan dari interpretasi citra landsat yang dilakukan pada bulan September 2005. Berdasarkan hasil interpretasi citra landsat ini, luas kawasan TN Kutai bertambah menjadi 198.803,59 ha.

Geologi dan Tanah

Berdasarkan peta geologi Kalimantan Timur, formasi geologi kawasan ini sebagian besar meliputi tiga bagian, yaitu:
  1. Bagian pantai terdiri dari batuan sedimen alluvial induk dan terumbu karang.
  2. Bagian tengah terdiri dari batuan miosen atas.
  3. Bagian barat terdiri dari batuan sedimen bawah.

 Iklim dan Hidrologi

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, TN Kutai beriklim tipe B dengan nilai Q berkisar antara 14,3 % - 33, 3 %. urah hujan rata-rata setahun 1543,6 mm atau rata-rata 128,6 m dengan rata-rata hari hujan setahun 66,4 hari atau rata-rata bulanan 5,5 hari. Suhu rata-rata adalah 26oC (berkisar antara 21-34 derajat Celcius) dengan kelembaban relatif 67% - 9% dan kecepatan angin normal rata-rata 2 – 4 knot/jam (Site Plan Kepariwisataan TN Kutai, 1995). Sungai-sungai yang mengalir di dalam dan sekitar TN Kutai antara lain: Sungai Sangatta, Sungai Banu Muda, Sungai Sesayap, Sungai Sangkima, Sungai Kandolo, Sungai Selimpus, Sungai Teluk Pandan, Sungai Palakan, Sungai Menamang Kanan, Sungai Menamang Kiri, Sungai Tawan, Sungai Melawan dan Sungai Santan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Ekosistem

Tipe-tipe ekosistem yang terdapat di TN Kutai antara lain (BTNK, 2001):
  • Hutan Dipterocarpaceae campuran, sebagian besar terdapat di bagian timur kawasan. Pada kawasan bekas kebakaran telah muncul Macaranga dan perdu.
  • Hutan Ulin-Meranti-Kapur, terdapat di bagian barat TN Kutai yang drainase tanahnya kurang baik sampai sedang dan mencakup hampir 50% dari luas TN Kutai.
  • Vegetasi hutan mangrove dan tumbuhan pantai, terdapat di sepanjang pantai Selat Makassar.
  • Vegetasi hutan rawa air tawar, tersebar pada daerah kantong-kantong sepanjang sungai dan mengandung endapan lumpur yang dibawa banjir.
  • Vegetasi hutan kerangas, terdapat di sebelah barat Teluk Kaba.
  • Vegetasi hutan tergenang apabila banjir, terdapat pada daerah di sepanjang sungai yang drainase tanahnya kurang baik sampai sedang.

Bali dan Nusa Tenggara :

Jawa :

Kalimantan :

Maluku dan Papua :

Sulawesi :

Sumatera :